Bandara
Udara Internasional Soekarno-Hatta
Kode dari
Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta adalah CGK nama tersebut diberikan dari International
Air Transport Association (IATA), sedangkan sebuatan lainnya
Adalah WIII Kode bandar udara yang diberikan dari ICAO (International Civil Aviation Organization). Nama Soekarno-Hatta diambil
dari tokoh Nasional, siapa yang tidak kenal dengan tokoh nasional ini. Seorang
Proklamator sekaligus presiden pertama dan wakil Presiden Pertama Indonesia. Sejarah
singkat tentang keberadaan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta disebut di Cengkareng Tangerang Banten, sepertinya
nama Tangerang Kurang Familiar ditelinga orang-orang, mereka lebih sering
mendengar wilayah Cengkareng DKI Jakarta. Jadi CGK berarti cengkareng. Padahal sesungguhnya
memang benar Bandara Soekarno Hatta ada diwilayah Kelurahan Pajang Kecamatan
Benda Kota Tangerang Provinsi Banten (Lihat saja di google https://www.google.co.id/maps/place/Bandar+Udara+Internasional+Soekarno–Hatta
).
Masih berumur 4 tahun saya jadi kurang begitu ingat siapa yang
meresmikan dan katanya pertama kali pesawat Garuda Indonesia berwarna Merah. Di
tahun 1985 bandara Internasional
Soekarno Hatta Terminal 1 diresmikan, menggantikan Bandar Udara Kemayoran yang berada di Jakarta Pusat,
dan Terminal 2 dibuka pada tahun 1992. Bandar udara ini
dirancang oleh arsitek Perancis Paul Andreu,
yang juga merancang Bandar Udara Charles de Gaulle di Paris, Perancis. Salah satu
karakteristik besar bandara ini adalah gaya arsitektur lokalnya, dan kebun
tropis di antara lounge tempat tunggu (bergaya Bali).
Bandara Soekarno-Hatta memiliki luas 18 km², memiliki 2 landasan
pacu yang dipisahkan oleh jalan utama dari tembusan Tol Prof. Sudiyatmo. Terdapat
dua bangunan terminal utama yaitu : Terminal 1 untuk semua penerbangan domestik
kecuali penerbangan yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia dan Terminal 2 melayani semua
penerbangan internasional juga domestik oleh Garuda Indonesia.
Terminal 1 di Setiap bangunannya dibagi menjadi 3 concourse. Terdiri dari Terminal
1A ditempati oleh Maskapai Lion Air dan Wings Air, Terminal 1B ditempati oleh Maskapai
Kartika Airlines dan Sriwijaya Air, dan Terminal 1C ditempati oleh maskapai Airfast
Indonesia danCitilink.
Untuk Terminal 2 terdiri dari Terminal 2D , 2E, dan 2F. Terminal 2D digunakan
untuk melayani semua penerbangan internasional maskapai asingyang dilayani oleh
PT Jasa Angkasa Semesta, salah satu kru darat bandara. Sedangkan Terminal 2E ini
untuk maskapai internasional yang dilayani oleh Garuda, termasuk semua
penerbangan internasional Garuda dan Merpati. Dan Terminal 2F untuk penerbangan
domestik Garuda Indonesia dan Merpati Nusantara Airlines.
Kalau Terminal ini saya ingat betul karena umur saya sudah 19
Tahun ketika itu saya sudah bekerja disalah satu warnet di Jakarta. Terminal 3
selesai dibangun pada tanggal 15 April 2009. Terminal ini dipergunakan
oleh Maskapai penerbangan berbiaya murah. Ini Awal dari Harga Tiket Murah,
makanya muncul istilah low cost low safety. Saat ini ada 2 Maskapai penerbangan
yang menggunakan Terminal 3 yaitu Indonesia
AirAsia dan Mandala Airlines.
Dengan memiliki 180 gerai lapor-masuk (check-in counter)
di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, 36 pengklaiman bagasi, dan 45
gerbang ini tentu memberikan pelayanan terbaik bagi penumpang. Setiap
sub-terminal (A-F, terminal 1-2) memiliki 25 gerai lapor-masuk, 5 pengklaiman
bagasi dan 7 gerbang. Terminal 3 memiliki 30 gerai lapor-masuk, 6 pengklaiman
bagasi dan 3 gerbang.
Kita tahu bahwa Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dibawah nangungan PT Angkasa Pura II. Baru-baru
ini PT Angkasa Pura II merilis Grand Design Bandara Internaional Soekarno Hatta yang baru dengan
fitur desain yang modern dan ramah lingkungan. Terminal 3 dibangun untuk
maskapai bertarif rendah. Terdapat sebuah rencana besar untuk membangun 5
terminal penumpang + 1 terminal haji dan 3 landasan pacu.
Rencananya Bandara ini akan terhubung dengan Stasiun
Manggarai dan Tol Kunciran Bandara Soekarno Hatta. Bandar udara ini
membebankan pajak (airport tax) sebesar Rp150.000 (US$15) untuk setiap
penumpang internasional dan Rp40.000 (US$4) untuk setiap penumpang domestik.